PPDB

Kp. Cilambur Kaler Desa Leuwibatu Kec. Rumpin Kab. Bogor. Hp. 081291359229

Minggu, 30 April 2023

5. Bab Wara'

 



A. Definisi Wara'
  Definition of Wara'

Wara' adalah sebuah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada kehati-hatian, kewaspadaan, dan ketakwaan. Secara umum, wara' merupakan sikap hati yang mencerminkan pengendalian diri dan membatasi diri dalam mengambil tindakan dan keputusan yang dapat membawa kerugian di dunia dan akhirat.
Wara' is an Arabic term that refers to caution, vigilance, and piety. In general, wara' is a mindset that reflects self-control and limiting oneself in making decisions and taking actions that could lead to harm in this world and the hereafter.

Dalam ajaran Islam, wara' adalah prinsip penting dalam etika dan moralitas yang sering dihubungkan dengan zuhud dan taqwa. Seorang yang berwara' berusaha untuk menghindari perilaku yang meragukan dan berpotensi untuk melakukan dosa atau melanggar ajaran agama. Wara' juga melibatkan kehati-hatian dalam berbicara dan bertindak, serta memilih lingkungan dan teman yang positif dan bermanfaat.

In Islamic teachings, wara' is an important principle in ethics and morality that is often associated with asceticism and piety. A person who practices wara' strives to avoid doubtful behavior and potential sins or violations of religious teachings. Wara' also involves caution in speech and actions, as well as choosing positive and beneficial environments and friends.


Dalam praktiknya, wara' membutuhkan kekuatan hati untuk menghindari godaan dan frustasi yang sering menghampiri manusia. Oleh karena itu, wara' adalah sebuah sikap hati yang perlu dipelihara dan diasah dalam kehidupan sehari-hari. Seorang yang berwara' selalu mencerminkan kehati-hatian dan ketakwaan dalam segala aspek kehidupannya, dan berusaha untuk mengambil tindakan yang baik dan benar bagi diri sendiri dan orang lain.In practice, wara' requires strength of heart to resist temptations and frustrations that often confront humans. Therefore, wara' is a mindset that needs to be nurtured and sharpened in daily life. A person who practices wara' always reflects caution and piety in all aspects of their life, and strives to take good and righteous actions for themselves and others.

B. Keutamaan Wara'
The Virtues of Wara'

Terdapat beberapa keutamaan dari sikap wara' dalam ajaran Islam, di antaranya:
There are several virtues of the attitude of wara' in Islamic teachings, including:

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wara' adalah sikap hati yang membawa seseorang mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Dengan demikian, seseorang yang memiliki wara' dianggap lebih dekat dengan Allah SWT.
Bringing one closer to Allah. Wara' is a state of the heart that brings a person closer to Allah by avoiding behavior that is not in accordance with religious teachings. Therefore, someone who has wara' is considered closer to Allah.

2. Melindungi diri dari dosa. Sikap wara' membantu seseorang untuk menghindari perilaku yang meragukan dan berpotensi untuk melakukan dosa atau melanggar ajaran agama. Dengan demikian, seseorang yang memiliki wara' dianggap lebih terlindungi dari dosa.
Protecting oneself from sin. The attitude of wara' helps a person to avoid behavior that is questionable and has the potential to commit sin or violate religious teachings. Therefore, someone who has wara' is considered more protected from sin.

3. Menjaga martabat diri. Wara' adalah sikap hati yang mencerminkan kehati-hatian dan ketakwaan dalam segala aspek kehidupan. Seseorang yang memiliki wara' dianggap menjaga martabat dirinya dengan menghindari perilaku yang tidak pantas atau merugikan.
Preserving one's dignity. Wara' is a state of the heart that reflects caution and piety in all aspects of life. Someone who has wara' is considered to preserve their dignity by avoiding behavior that is inappropriate or harmful.

4. Menghindari kerugian di dunia dan akhirat. Sikap wara' membantu seseorang untuk membatasi diri dalam mengambil tindakan dan keputusan yang dapat membawa kerugian di dunia dan akhirat.
Avoiding harm in this world and the hereafter. The attitude of wara' helps a person to limit themselves in taking actions and making decisions that can bring harm in this world and the hereafter.

5. Meningkatkan kepercayaan diri. Seorang yang memiliki wara' dianggap memiliki kepercayaan diri yang tinggi karena memiliki kehati-hatian dan kebijaksanaan dalam mengambil tindakan dan keputusan.
Boosting self-confidence. Someone who has wara' is considered to have high self-confidence because they exercise caution and wisdom in taking actions and making decisions.

6. Menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Seseorang yang memiliki wara' dianggap sebagai contoh yang baik bagi orang lain karena sikapnya yang mencerminkan kehati-hatian dan ketakwaan.
Being a good example to others. Someone who has wara' is considered a good example to others because of their attitude that reflects caution and piety.

C. Tanda-tanda Wara'
Signs of Wara'

Berikut adalah beberapa tanda-tanda dari sikap wara':
Here are some signs of the attitude of wara':

1. Memperhatikan sumber rezeki halal
Orang yang memiliki sikap wara' akan selalu memperhatikan sumber rezeki yang halal dan menghindari sumber-sumber yang meragukan atau haram.
Paying attention to lawful sources of livelihood. A person who has the attitude of wara' will always pay attention to lawful sources of livelihood and avoid sources that are questionable or haram.

2. Berbicara dengan sopan dan santun
Seseorang yang memiliki sikap wara' akan berbicara dengan sopan dan santun serta menghindari berkata-kata yang tidak bermanfaat atau merugikan orang lain.
Speaking politely and respectfully. Someone who has the attitude of wara' will speak politely and respectfully and avoid speaking in ways that are not useful or harmful to others.

3. Memperhatikan perilaku dan lingkungan
Orang yang berwara' akan memperhatikan perilaku dan lingkungan di sekitarnya, dan menghindari lingkungan yang tidak bermanfaat atau mengandung potensi untuk melakukan dosa.
Paying attention to behavior and the environment. Someone who has the attitude of wara' will pay attention to their behavior and environment, and avoid environments that are not useful or have the potential to commit sin.

4. Menghindari perbuatan yang meragukan
Sikap wara' juga ditandai dengan penghindaran terhadap perbuatan yang meragukan dan berpotensi melanggar ajaran agama.
Avoiding questionable actions. The attitude of wara' is also characterized by avoiding questionable actions that have the potential to violate religious teachings.

5. Selalu merenung dan introspeksi diri
Sikap wara' juga melibatkan introspeksi diri dan renungan, di mana seseorang selalu mengevaluasi tindakan dan perilakunya serta berusaha untuk memperbaiki diri.
Always reflecting and introspecting. The attitude of wara' also involves introspection and reflection, where a person always evaluates their actions and behavior and strives to improve themselves.

6. Memiliki kehati-hatian dalam mengambil keputusan
Seseorang yang berwara' akan memiliki kehati-hatian dalam mengambil keputusan, dan selalu mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan dan keputusan yang diambil.
Exercising caution in making decisions. Someone who has the attitude of wara' will exercise caution in making decisions, and always consider the impact of every action and decision made.

7. Selalu berusaha untuk meningkatkan taqwa
Sikap wara' juga ditandai dengan upaya untuk selalu meningkatkan tingkat taqwa dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT.
Always striving to increase piety. The attitude of wara' is also characterized by efforts to always increase the level of piety and improve one's relationship with Allah.

D. Bentuk-bentuk wara'
Forms of Wara'

Ada beberapa bentuk atau tindakan yang dapat menunjukkan adanya sikap wara' pada seseorang, antara lain:
Wara' is an Arabic term that refers to a state of consciousness and vigilance towards the actions and decisions one makes in their daily life. It is a concept that emphasizes the importance of being mindful of one's relationship with God and striving to do what is right according to Islamic teachings. Here are some of the forms or actions that can indicate a person's Wara':

1. Menghindari tindakan atau perkataan yang meragukan atau menimbulkan keraguan terhadap agama.
Avoiding actions or words that raise doubts or uncertainty about religion.

2. Menghindari perilaku atau kebiasaan yang dianggap buruk atau merugikan diri sendiri dan orang lain.
Avoiding behaviors or habits that are considered bad or harmful to oneself and others.

3. Selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan dan tindakan, terutama yang berkaitan dengan agama.
Always being cautious in making decisions and taking actions, especially those related to religion.

4. Memilih teman dan lingkungan yang baik dan bermanfaat, serta menjauhi lingkungan yang negatif dan berpotensi merusak akhlak.
Choosing friends and environments that are good and beneficial, and staying away from negative environments that have the potential to damage one's morals.

5. Berusaha untuk selalu memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah, serta tidak puas dengan pencapaian yang sudah diraih.
Striving to constantly improve oneself and enhance the quality of worship, and not being satisfied with achievements that have already been accomplished.

6. Menjaga amanah dan komitmen yang telah dipegang, baik dalam hal keuangan maupun kesepakatan lainnya.
Maintaining trust and commitments that have been held, both in terms of finances and other agreements.

7. Tidak terpengaruh oleh godaan duniawi, seperti harta, tahta, dan kekuasaan.
Not being influenced by worldly temptations such as wealth, power, and authority.

8. Tidak mudah terprovokasi atau emosi dalam menghadapi masalah atau konflik, dan selalu berusaha untuk menyelesaikan dengan cara yang baik dan adil.
Not easily provoked or emotional when facing problems or conflicts, and always striving to resolve them in a good and fair manner.

9. Menghargai waktu dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, terutama dalam hal beribadah dan melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Valuing time and making the most of it, especially in terms of worship and engaging in beneficial activities.

10. Selalu berdoa dan memohon perlindungan serta bimbingan dari Allah SWT dalam menghadapi segala hal dalam kehidupan.
Always praying and seeking protection and guidance from Allah SWT in facing all aspects of life.

Sabtu, 29 April 2023

4. Bab Zuhud




A. Definisi Zuhud

 Zuhud dalam agama Islam merupakan sikap yang sangat dihargai dan dipuji, karena memfokuskan manusia pada kehidupan yang lebih bermakna dan abadi. Zuhud melibatkan pengendalian diri dari hasrat duniawi yang tidak bermanfaat, sehingga manusia dapat memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat bagi agama, masyarakat, dan dirinya sendiri.

Pengendalian diri yang dilakukan oleh seorang yang berzuhud bukanlah menghindari dunia secara keseluruhan, namun lebih pada mengatur dan mengendalikan hasrat duniawi agar tidak menguasai diri seseorang. Zuhud juga mencakup pengurangan pengeluaran, kesederhanaan dalam kehidupan, serta pengendalian diri dalam menghadapi godaan dan ujian yang mungkin dihadapi.

Dalam praktiknya, zuhud sering kali diartikan sebagai meninggalkan kesenangan dunia yang berlebihan, seperti hedonisme dan materialisme yang berlebihan, dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang lebih bermanfaat bagi kehidupan akhirat. Dengan demikian, seorang yang berzuhud diharapkan dapat memperoleh kebahagiaan sejati dan kedekatan dengan Allah SWT.

Namun, zuhud bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan kemampuan untuk mengendalikan diri dari godaan dan godaan dunia yang memang sangat kuat, sehingga diperlukan kekuatan iman yang kuat serta ketekunan dalam beribadah dan memperdalam pengetahuan agama. Namun, hasil dari zuhud yang dilakukan akan membawa manfaat dan keberkahan dalam hidup di dunia maupun di akhirat.

B. Keutamaan Zuhud
Berikut adalah beberapa keutamaan zuhud dalam Islam:
1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Menghindari godaan dan dosa.
3. Menjaga akhlak dan moralitas yang baik.
4. Meningkatkan kualitas hidup.
5. Menumbuhkan rasa syukur.
6. Menjaga keseimbangan hidup.
7. Menghindari rasa iri dan dengki.
8. Mengurangi stress dan kecemasan.

C. Tanda-tanda Zuhud Tanda-tanda zuhud dalam Islam dapat bervariasi tergantung pada pengertian dan praktik individu, namun berikut adalah beberapa tanda-tanda yang sering dikaitkan dengan sikap zuhud:
1. Tidak terlalu terpaku pada harta dan materi.
3. Tidak terlalu terpaku pada makanan dan minuman.
4. Menghindari perilaku dan aktivitas yang bertentangan dengan ajaran Islam.
6. Tidak terlalu terikat pada kesenangan duniawi.
8. Memiliki sikap rendah hati.
2. Tidak memikirkan status sosial dan popularitas.
5. Mempunyai fokus yang kuat pada ibadah dan amalan-amalan baik.
7. Tidak mudah terganggu oleh ujian dan cobaan.

D. Bentuk-bentuk Zuhud Bentuk-bentuk zuhud dalam Islam dapat bervariasi tergantung pada pengertian dan praktik individu, namun berikut adalah beberapa bentuk-bentuk zuhud yang sering dijelaskan dalam ajaran Islam: 1. Zuhud dalam harta. 2. Zuhud dalam makanan dan minuman. 3. Zuhud dalam pakaian. 4. Zuhud dalam pergaulan. 5. Zuhud dalam hiburan. 6. Zuhud dalam pemikiran dan perasaan. 7. Zuhud dalam ibadah.

E. Rujukan Dalil

  1. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta kamu dan anak-anak kamu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Munafiqun: 9)

  2. "Janganlah kamu mengagumi harta orang-orang yang lebih banyak darimu. Sesungguhnya kekayaan dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, dan amalan-amalan yang kekal adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik untuk diharapkan." (QS. Al-Kahfi: 46)

  3. "Aku melihat kehidupan dunia itu bagaikan hujan yang turun dari langit, maka tumbuhlah di atasnya tanaman-tanaman yang berbeda warna. Kemudian hujan itu pergi dan tanaman-tanaman itu menjadi kuning dan kering. Dan di akhirat nanti ada neraka dan surga yang kekal. Maka bersikaplah kamu dalam dunia ini sebagaimana orang yang lewat di jalan." (HR. Bukhari)

  4. "Jika seseorang mencari ilmu dengan mengharapkan keuntungan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan keuntungan ilmu dan tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat." (HR. Tirmidzi)

  5. "Sesungguhnya aku bukanlah seperti kalian. Aku mendapatkan makanan ketika aku puasa dan aku tidur ketika aku berdiri dalam shalat." (HR. Bukhari)




Rabu, 26 April 2023

3. Bab Keutamaan ilmu

 



A. Keutamaan ilmu

Ilmu memiliki banyak keutamaan dalam Islam, di antaranya:

  1. Meningkatkan iman: Ilmu merupakan sarana untuk memperdalam dan memperkuat iman seseorang. Dengan mengetahui ajaran-ajaran agama secara mendalam, seseorang akan semakin yakin dan mantap dalam keyakinannya.

وَلَيَرْفَعَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya:
"Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
akan apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah ayat 11)

2. Menjaga akhlak: Ilmu juga dapat membantu seseorang untuk menjaga akhlaknya. Dengan
mengetahui ajaran-ajaran agama, seseorang dapat memahami nilai-nilai moral yang baik
dan buruk, serta memperoleh pemahaman yang benar mengenai perilaku yang dianjurkan
dan dilarang dalam agama.

وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُم مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا لَّيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ
Artinya:
"Mengapa kamu tidak makan dari binatang yang disebut nama Allah di waktu disembelihnya, padahal Dia telah menjelaskan dengan rinci apa yang diharamkan bagi kamu, kecuali yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya banyak orang yang tersesat dari jalan yang benar karena hawa nafsunya, tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-An'am ayat 119)

3. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani: Ilmu dapat membantu seseorang untuk menjaga
kesehatan jasmani dan rohani. Dengan mengetahui informasi yang benar mengenai
kesehatan, seseorang dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatannya.
Sementara itu, dengan mengetahui ajaran agama, seseorang dapat menjaga kesehatan
rohaninya dengan beribadah dan memperdalam imannya.

4. Menjadi lebih produktif: Ilmu juga dapat membantu seseorang untuk menjadi lebih
produktif dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, bisnis, dan sosial. Dengan
mengetahui informasi dan keterampilan yang diperlukan dalam bidang tertentu, seseorang
dapat mengoptimalkan potensi dirinya dan mencapai tujuannya dengan lebih efektif.

5. Meningkatkan kualitas hidup: Ilmu juga dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Dengan mengetahui cara-cara yang benar untuk menghadapi situasi dan mengatasi
masalah dalam hidup, seseorang dapat menghindari keputusasaan dan merasa lebih
bahagia dan puas dengan hidupnya.

Dalam Islam, ilmu dianggap sangat penting dan dianjurkan untuk dipelajari. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda, "Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat" (HR. Al-Bukhari). Oleh karena itu, belajar dan mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita.


Berikut adalah hadits yang menyebutkan perkataan Rasulullah SAW tentang pentingnya mencari ilmu:

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ ـ رضى الله عنه ـ أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ"

Artinya: Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam rumah dari rumah-rumah Allah, membaca kitabullah dan saling mengajarkan, melainkan turun kepada mereka ketenangan, dihadiri oleh rahmat Allah, dikelilingi oleh para malaikat, serta Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan orang-orang yang berada di sisi-Nya." (HR. Muslim)

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menyatakan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah SWT akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan berkumpul untuk membaca dan mengajarkan kitabullah, serta menyebutkan bahwa Allah SWT akan memberikan ketenangan, dan rahmat.



B. Pencarian ilmu

  1. Mulailah dengan niat yang baik.

  2. Tentukan topik yang ingin Anda pelajari dengan baik.

  3. Cari sumber informasi yang terpercaya.

  4. Buatlah jadwal rutin untuk belajar.

  5. Gunakan teknik pembelajaran yang efektif.

  6. Tanyakan pada orang yang ahli di bidang yang Anda pelajari.

  7. Teruslah belajar dan berlatih.




C. Mengamalkan ilmu

Mengamalkan ilmu yang baik adalah langkah penting untuk memastikan bahwa ilmu yang telah dipelajari dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar. Berikut adalah beberapa cara untuk mengamalkan ilmu yang baik:

  1. Terapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Berbagi ilmu dengan orang lain.

  3. Praktekkan ilmu tersebut secara konsisten.

  4. Evaluasi hasil dari pengamalan ilmu tersebut.

  5. Lanjutkan pencarian ilmu dan perbaiki kualitas ilmu yang telah diperoleh.




D. Adab berilmu

Adab berilmu adalah tata cara atau aturan yang harus diikuti oleh setiap orang yang ingin memperoleh ilmu secara benar dan bermanfaat. Berikut adalah beberapa adab berilmu yang perlu diperhatikan:

  1. Niat yang baik.

  2. Mencari ilmu dari guru atau orang yang ahli di bidangnya.

  3. Bersikap hormat dan rendah hati kepada guru atau orang yang memberikan ilmu.

  4. Menjaga adab saat belajar. seperti tidak merokok, makan, atau minum selama proses belajar berlangsung.

  5. Memprioritaskan kebaikan umat manusia.

  6. Bertindak adil dan berlaku sopan terhadap orang lain. Hindari sikap sombong atau meremehkan orang lain karena perbedaan pengetahuan.

  7. Menghargai waktu dan memanfaatkannya dengan baik.

  8. Menjaga kesantunan dan sopan santun dalam berbicara. Jangan menggunakan bahasa kasar atau menyakiti hati orang lain dalam proses berdiskusi atau berdebat tentang topik tertentu.

  9. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari untuk kemaslahatan umat manusia.